Demokrasi facebook demokrasi maya

Demokrasi facebook demokrasi maya
Fenomena buaya dan cicak
Gerakan 1.000.000 Facebooker Dukung Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah


Tepat kamis 29 Oktober 2009 akhirnya cicak dicaplok buaya. Dua mantan pimpinan nonaktif resmi ditangkap pihak kepolisian, dengan alasan bahwa mereka meresahkan dengan sering memberikan konfrensi-konfrensi pers kepada media. Terlepas mana yang salah dan mana yang benar. Penangkapan dua pimpinan nonaktif KPK ini menuai reaksi yang cepat seperti gunung es.
Penangkapan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah, pada akhirnya direaksi public dengan kecaman. Terlebih para facebooker dan komunitas dunia maya lainnya. Fenomena ini rupanya menggerakan hati nurani masyarakat dan menyadarkan bahwa arogansi kepolisian bukan tidak mungkin akan terjadi pada Bibit dan Chandra saja. Bisa cicak-cicak yang lain akan dicaplok atau ditangkap karena telah dianggap menggangu ketentraman dalam bahasa pihak kepolisian. Tentunya ini mengingatkan kita pada masa orde baru, orang begitu gampang ditangkap karena dituduh menggangu ketertiban dalam bahasa dan kehendak penguasa atau pihak keamanan
Adalah Usman Yasin dosen dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Berinisiatif memberikan dukungan dengan mengajak para facebooker untuk bersatu dan memberikan suara penolakan atas penangkapan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah pimpinan nonaktik KPK yang ditangkap. Dengan membuat grup akun Gerakan 1.000.000 Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto di situs jejaring sosial Fcebook, yang memang lagi booming dan ngetrend di semua golongan baik muda dan tua, pejabat public sampai mahasiswa.
Dalam 2 jam, jumlah anggota grup 1 Juta Facebookers Dukung Chandra dan Bibit naik hampir 1.000 orang (Detik.com). lalu setelah 48 jam anggota Gerakn itu sudah melonjak lagi pada kisaran 72 ribu orang. Dari laporan tempi interaktif memberitakan dukungan terhadap Bibit dan Chandra sudah mencapai 145 ribu orang. Dan perkembangan jumlah ini tentunya terus berakumulatif terus sampai pada angka 1.000.000 orang. Sebelunya seperti yang dipaparkan oleh pembuatnya Usman Yasin bahwa grup Gerakan 1.000.000 dukung Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah akan berhenti pada angka 1 juta.
Pada dinding Gerakan 1.000.000 Dukung Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah, juga banyak ditemui dukungan lewat wall aau dinding seperti “"Saya cicak juga. Saya ingin bersatu dengan semua cicak melawan si boyo (buaya)," demikian tulis salah seorang anggota, Rita D Suradja, dalam wall ”. semua anggota grup bebas menyuarakan dan menyerukan dukungan serta hujatan pada pihak kepolisian yang dalam hal ini sebagai penangkap dan mencoba mengkriminalisasi dua pimpinan KPK itu.
Selain situs jejaring facebook ditemui juga situs-situs serupa seperti twitter dengan kata kunci #dukungkpk# yang banyak bermunculan posting atau komen di dinding twitter yang menyatakan dukungan dan hujatan terhadap arogansi kepolisian. Tak lupa para blogger juga ikut meramaikan dengan ramai-ramai membuat tulisan dan memposting pada blog-nya dukungan serta inforasi tentang perkembangan kasus yang menimpa Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah. Cara lain yang ditunjukan atas dukungan terhadap dua pimpinan KPK ini datang dari para tokoh nasional yang menyatakan siap menjadi jaminan atas Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah ini.
Beberapa kesimpulan factor yang mendorong melonjaknya anggota grup “ Gerakan 1.000.000 Facebooker Dukung Bibit S Riyanto dan Chandra Hamzah dari laporan media dan komentar grup serta sedikit uraian ringkasan antara lain adalah;
• KPK dianggap telah berperan besar terhadap pembongkaran kasus-kasus korupsi baik yang melibatkan para pejabat maupun para pegusaha.
• fakta membuktikan Bahwa Institusi Polri dan Kejaksaan Agung telah gagal mewujudkan cita-cita negara kita yang bebas dari Korupsi dan Kolusi.
• Terlepas mana yang salah dan benar rakyat sudah lelah melihat arogansi kepolisian. Mengingatkan pada jaman orde baru yang ska main tangkap.
• Para tokoh nasional yang turun tangan untuk menjamin dirinya atas penangguhan penahanan Bibit dan Chandra.
• Korupsi sudah menjadi budaya dalam negeri yang sulit sehingga harapan satu-satunya       dibebankan di KPK.
• Solidaritas di facebook hanyalah sekedar solidaritas opini dan wacana

0 komentar: